Skip to main content
Categories

Zmart; Upaya Baznas Bazis DKI Jakarta Berdayakan Pedagang Toko Kelontong di Tengah Gempuran Toko Modern

Seiring dengan perkembangan ibu kota Jakarta yang pesat, ada sekelompok warga yang mulai tersisihkan. Bukan karena tiadanya usaha, tetapi lebih kepada perbedaan kapasitas modal.

Perkembangan Kota Jakarta meniscayakan lahirnya toko-toko modern. Tanpa disadari, keberadaan toko modern ini menyingkirkan warung atau toko kelontong yang banyak bertebaran di sudut-sudut ibu kota.

Sabagai upaya memberdayakan pelaku usaha toko kelontong, Baznas Bazis DKI Jakarta meluncurkan program Zmart.

Zmart adalah program pemberdayaan ekonomi dhuafa dalam bentuk usaha ritel mikro dengan meningkatkan eksistensi dan kapasitas untuk mengatasi kemiskinan di wilayah urban.

Ditemui di salah satu rumah penerima manfaat di Condet, Jakarta Timur, Muh. Affan, Koordinator program Zmart menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah ada sekitar 1.700 warung yang menerima manfaat Zmart.

“Alhamdulillah dari tahun 2019 itu ada 400 warung yang sudah menerima bantuan, lalu tahun 2020 kita sudah mencapai 1.400 warung, jadi total ada 1.700 warung,” kata Affan.

Affan menjelaskan penerima bantuan program Zmart ini adalah orang-orang yang memang layak untuk mendapatkan bantuan. Selanjutnya adalah mereka ada niat untuk mengembangkan usahanya.

“Jadi ketika kita bantu, mereka akan kita dampingi, kita akan melatih usaha ritel mereka. Dan mengikuti pendampingan-pendampingan yang kita lakukan,” lanjut Affan.

Pendampingan yang dilakukan oleh Baznas Bazis DKI Jakarta kepada penerima manfaat tidak hanya sekedar pemantauan atau monitoring dalam bentuk kertas.

Dalam pendampingan, para relawan yang tersebar di setiap wilayah dituntut untuk mampu mendekati penerima manfaat secara personal dengan menggunakan azas kekeluargaan atau azas komunitas.

“Yang artinya pendamping diwajibkan mendekatkan diri secara personal ke warung-warung tersebut untuk mengetahui kondisi real mustahik itu seperti apa, sehingga ketika ada keluhan atau kendala sehingga pendamping bisa melakukan intervensi ke warung tersebut,” kata Affan.

Untuk model pelatihan itu sendiri, Affan menjelaskan ada model pelatihan yang dilakukan secara bertahap. Yaitu pelatihan secara personal ke warga, selanjutnya pelatihan dalam lingkup kecamatan, dan yang terakhir pelatihan yang diadakan di Kantor Baznas Bazis DKI Jakarta setiap bulan dengan materi manajemen ritel.

Zmart, lanjut Affan mempunyai program jangka panjang. Ia menyebut ada alur global Zmart yang mencapai lima tahun untuk pendampingan.

“Artinya setiap penerimaan bantuan bukan kita putus tinggal seperti itu ya, tapi memang hadir terus mendapingi, bahkan kita sudah membuat grup-grup online dan offline, bahkan mereka berperan aktif dalam kegiatan baznas ketika datang bencana, mereka hadir untuk memberikan bantuan,” jelas Affan. (*)

Share this with your friends

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]